• LEARNING OBJECTIVE ID
  • SC-001101
  • COMPETENCY
  • Marketing Funnel
  • READING TIME
  • ± 7 mins

Di akhir tahun 2017 Drip sempat melakukan survei terhadap 1,000 pemilik bisnis di Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa “50% pemilik bisnis melakukan sendiri aktivitas marketing mereka”. Artinya, mereka tidak menggunakan bantuan, baik dari tim internal ataupun tenaga outsource.

Bahkan, tidak sedikit pemilik bisnis yang memilih untuk tidak melakukan aktivitas marketing apapun. Dan, 40% pemilik bisnis tidak mampu menjelaskan return-on-investment aktivitas marketing mereka.

Apakah Anda termasuk salah satu dari mereka?

Anda mungkin sering melihat banyak pebisnis besar ataupun menengah mengandalkan berbagai media iklan. Mulai dari billboard dan radio, sampai TV dan surat kabar — untuk menyebarkan informasi mengenai produk/jasa mereka. Banyak pula yang berlomba menawarkan diskon ataupun promosi untuk menggaet perhatian target pasarnya.

Dapatkah Anda menjangkau target pasar Anda tanpa melalui upaya marketing?

Mungkin ada pemilik bisnis yang tidak percaya bahwa upaya marketing bakal menghasilkan keuntungan. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa strategi marketing yang baik akan menghasilkan peningkatan omset. Dan, setiap bisnis membutuhkan strategi marketing tersendiri — yang tepat untuk bisnis masing-masing.

Pertanyaannya, apakah strategi marketing yang tepat untuk bisnis Anda?

Dalam materi ini, Anda akan mempelajari beberapa hal mendasar dalam perancangan strategi marketing:

  • Apa itu marketing?
  • Apa bedanya antara marketing dan sales?
  • Apa bedanya antara marketing dan branding?
  • Apa itu segmen pasar, dan kenapa Anda harus memilih segmen pasar yang tepat untuk bisnis Anda?

Apa itu Marketing?

Banyak pelaku bisnis mempunyai anggapan tersendiri mengenai definisi dan peranan marketing dalam bisnis. Berikut adalah beberapa anggapan yang mungkin pernah Anda dengar:

  • Marketing hanyalah salah satu departemen dari bisnis, yang bertugas untuk menjual produk/jasa
  • Marketing bekerja terakhir — saat produk/jasa yang dijual sudah jelas bentuk dan harganya
  • Marketing bukanlah ilmu pasti, sehingga sulit ditemukan korelasi antara perencanaan dan hasil

Pertanyaannya, apakah benar semua anggapan di atas?

Dr. Philip Kotler, yang dikenal sebagai bapak modern marketing, mengatakan bahwa:

“Marketing is the science and art of exploring, creating, and delivering value to satisfy the needs of a target market at a profit. Marketing identifies unfulfilled needs and desires. It pinpoints which segments the company is capable of serving best. And it designs and promotes the appropriate products and services.” – Philip Kotler (Artikel sumber)

Kotler tidak melihat marketing dari perspektif pebisnis/penjual, melainkan dari perspektif pasar/pembeli. Kebanyakan pelaku marketing merancang strateginya berangkat dari kebutuhan mereka sendiri sebagai penjual. Mereka berusaha menjual sebanyak mungkin untuk memenuhi target omset penjualan.

Kotler mendefinisikan marketing sebagai proses mengenali kebutuhan target pasar. Kemudian dilanjutkan dengan menciptakan solusi yang tepat bagi kebutuhan tersebut.

Akibatnya, seorang entrepreneur perlu mengenali terlebih dahulu apa sesungguhnya kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, sang entrepreneur dapat menciptakan solusi yang sesuai bagi target pasar. Dan kemudian merancang strategi marketing yang tepat bagi target pasar tersebut.

Kotler juga mendefinisikan marketing sebagai “science and art”. Science adalah ilmu pasti. Sedangkan art merupakan seni yang hasilnya bergantung kepada kreativitas sang seniman.

Karena marketing adalah ilmu pasti, maka marketing tidak direalisasikan berdasarkan rekaan/perkiraan belaka. Namun ilmu marketing memiliki konsep baku dan terstruktur yang dapat dipelajari. Dan hasil penerapan marketing ini dapat diukur serta dianalisa.

Sebagai art, marketing sebenarnya juga merupakan suatu bentuk seni. Meskipun konsep dasarnya sama, penerapannya berbeda tergantung dari kreativitas pebisnis dan situasi bisnis.

Is Marketing Science or Art?

Marketing: Science vs Art

Marketing vs. Sales

Pernahkah Anda melihat iklan lowongan berbunyi “Dibutuhkan Tenaga Marketing”? Saat memasang iklan, banyak pebisnis sengaja tidak menulis “Dibutuhkan Tenaga Sales”. Padahal, tugas pegawai tersebut nantinya adalah tugas seorang sales, yaitu berjualan produk/jasa.

Sebagian pebisnis beralasan bahwa arti dari kedua istilah tersebut kurang lebih sama. Istilah marketing terdengar lebih elegan dibandingkan istilah sales. Sales sering dipandang negatif sebagai tugas lapangan yang harus door-to-door.

Jelas bahwa pebisnis yang memasang lowongan tersebut tidak memahami bedanya marketing dan sales. Tidak heran bila mereka nantinya akan kesulitan merancang strategi marketing yang baik.

Menurut Anda, apakah perbedaan penting antara marketing dan sales?

“Selling is only the tip of the marketing iceberg. Selling starts only when you have a product. Marketing starts before there is a product. Marketing determines how to launch, price, distribute, and promote the offering in the marketplace. Marketing then monitors the results and improves the offering over time. Marketing also decides when to end the offering.” – Philip Kotler (Artikel sumber)

Seperti dijelaskan oleh Kotler, sales merupakan bagian dari marketing. Marketing mencakup seluruh aktivitas yang diperlukan untuk memperkenalkan dan meyakinkan calon pelanggan. Tujuan akhir marketing adalah pelanggan membeli produk/jasa yang Anda tawarkan.

Sedangkan sales hanyalah merupakan bagian akhir dari proses marketing tersebut. Sales lebih fokus pada aktivitas yang diperlukan agar transaksi penjualan berhasil dilakukan.

Pada tahap sales, pelanggan sudah mengenal brand dan produk/jasa yang ditawarkan. Bahkan, mereka sudah mempertimbangkan dan membandingkan dengan produk/jasa dari kompetitor. Apabila seluruh tahapan marketing dilakukan dengan baik, maka tahapan sales akan mudah diselesaikan.

“Selling focuses on the needs of the seller, marketing focuses on the needs of the buyer” —Theodore Levitt

Banyak entrepreneur tidak melakukan proses marketing secara lengkap dan langsung berfokus pada sales. Dengan kata lain mereka hanya fokus pada kebutuhan mereka sendiri selaku penjual. Ini merupakan sebuah kesalahan.

Sebaliknya dalam proses marketing, Anda berusaha untuk mengenali kebutuhan pelanggan terlebih dulu. Fokus utama marketing adalah pelanggan. Produk/jasa yang ditawarkan bisa saja dirubah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan tersebut. Selanjutnya, menjual produk/jasa ini akan lebih mudah karena pasti menjawab kebutuhan pelanggan.

Branding vs Marketing vs Sales

Marketing vs. Branding

Lalu, bagaimana dengan branding? Apakah marketing dan branding memiliki arti dan cakupan yang sama? Apakah branding adalah bagian dari marketing?

Seorang entrepreneur harus memahami perbedaannya agar dapat memanfaatkan keunggulan masing-masing dengan maksimal.

Branding adalah inti dari strategi marketing Anda. Brand ini yang akan dibawa dan diperkenalkan dalam strategi marketing yang Anda rancang.

Brand adalah apa yang akan diasosiasikan dengan bisnis Anda. Brand biasanya membawa pesan tentang visi dan misi perusahaan. Brand menggambarkan keunikan Anda dan menjadi standar kualitas atau pelayanan bisnis Anda. Brand adalah apa yang akan dibayangkan pelanggan bila mendengar tentang nama bisnis Anda. Brand adalah siapa Anda dan alasan yang membuat pelanggan kembali kepada Anda.

Marketing adalah alat yang digunakan untuk memperkenalkan brand Anda kepada pelanggan. Setelah menciptakan brand yang Anda inginkan, maka langkah selanjutnya adalah menciptakan strategi marketing. Strategi marketing ini bisa berubah tergantung dari kategori produk/jasa ataupun kondisi pasar.

“Branding is who you are; whereas marketing is how you build awareness.” (Artikel Sumber)

 

Branding vs Marketing vs Sales

Branding vs Marketing vs Sales

Segmentasi Pasar

Siapakah target pasar bisnis Anda? Apakah semua orang?

“Everyone is not your customer.” – Seth Godin

Bila Anda menjawab ‘semua orang’, maka artinya Anda tidak mengenal/memiliki target pasar. Menjadikan semua orang target pasar akan membuat strategi marketing Anda tidak fokus. Akibatnya, hasil implementasinya pun pasti tidak efektif.

Bayangkan bila Anda harus melakukan presentasi untuk sebuah seminar yang hadirinnya beragam demografinya. Ada wanita dan pria, ada lansia, dewasa, remaja hingga anak-anak. Ada yang lulusan universitas hingga lulusan SD, sangat kaya hingga berkekurangan. Presentasi seperti apakah yang akan Anda siapkan agar dapat berdampak kepada seluruh peserta? Gaya bahasa seperti apa yang akan Anda gunakan?

Bukankah lebih mudah bila peserta seminar Anda memiliki karakter yang homogen? Misalnya mayoritas peserta seminar adalah wanita berusia 25-34 tahun dan telah menikah. Apalagi jika ternyata mereka memiliki status ekonomi yang hampir sama. Contoh lain, mayoritas peserta adalah remaja usia 13-17 tahun yang mempunyai kesamaan hobi. Bila peserta seminar Anda homogen, maka presentasi Anda dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Saat menyusun strategi marketing, Anda perlu menentukan dan mengenali dulu target pasar Anda. Anda perlu terlebih dulu memilah-milah mereka sesuai demografi dan kebutuhan mereka. Langkah ini disebut dengan segmentasi pasar. Masing-masing segmen ini akan menjadi target pasar yang berbeda. Dan untuk menarik perhatian masing-masing segmen, tentunya dibutuhkan pula strategi marketing yang berbeda.

Sudahkah Anda melakukan segmentasi untuk target market Anda?

 

Klik checkmark jika Anda sudah selesai membaca

[progressally_objectives]

Selamat! Anda telah menyelesaikan chapter ini, silahkan klik link ini untuk kembali ke Table of Content dan melanjutkan pembelajaran Anda.

reading progress